OUT BOUND CERIA

Iniah kegiatan selepas ujian, merefresh otak.

Menjalin Keakraban

Dengan adanya hubungan antara Pendidik dengan anak didik yang akrab diharapkan adanya rasa keterikatan sehingga pembelajaran lebih efektif

Melatih Kerjasama

Dengan adanya game-game seru yang membutuhkan kesolitan tim, diharapkan bisa melatih kekompakkan serta kerja sama antar sesama anggota

Serunya berpetualang

aaaaaaaaaaaaaaaaaaw, berpetualang yang mengasyikkan

Asyiiiiiiik

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, asyiiiiiiiiiiiik

Selasa, 12 Juni 2012

ANTARA RUMPUT DAN CEMARA

Satu ketika, seseorang pernah di tanya tentang dua pilihan, ringan, tidak berat, namun sangat bermakna. “Seandainya hanya ada dua pilihan dalam hidup ini.,” begitu pertanyaan ini berawal, “…antara menjadi cemara dan rumput, mana yang akan kamu pilih..?” Saudaraku, sebelum melanjutkan membaca, coba renungkan dalam hati, lalu mantapkan, akan menjadi apa ketika Antum di berikan pertanyaan ini, beserta alasannya.
Nah, apa yang Antum pilih..? Silakan jawab sebelum melanjutkan, sebutkan beserta alasan yang Antum pikirkan. Terserah mau di keraskan, atau sekadar menjawab dalam hati. Silakan…
Apa yang Antum pilih..? Apapun yang Antum pilih, coba simak berikut ini.
Seandainya Antum memilih cemara, alasan apakah yang Antum kemukakan..? Karena cemara itu indah..? Agar setiap orang dapat merasakan keindahan alam saat melihat Antum..? Agar dapat terlihat dari jauh, dan menenteramkan hati setiap orang yang melihatnya..?
Saudaraku, apalah artinya kita sedap di pandang orang, menyejukkan di hati orang, namun hancur dan tumbang ketika badai menghadang..? Saudaraku, begitulah cemara. Ketinggiannya terkadang malah membunuh dirinya sendiri. Posisinya malah membahayakan dirinya sendiri. Memang ia menyejukkan, tetapi, bukankah kalau kita menyejukkan orang lain, tapi tidak menyejukkan dirinya sendiri, apalah maknanya..?
Meskipun begitu, apakah salah bagi seorang manusia berada di posisi tinggi? Sebenarnya, tidak. Tidak ada yang melarang seseorang berada di posisi atas. Tidak. Bahkan hakikat menyebutkan, kehidupan seseorang itu seperti roda. Terkadang posisi kita berada di atas, dan terkadang berada di bawah. Namun saudaraku, berada di posisi tinggi menjadi salah ketika kita melupakan bahwa ada yang di bawah. Berada di posisi tinggi menjadi salah ketika kita melupakan dulu kita pernah hanya sebuah batang lemah tak berdaya. Ianya menjadi salah ketika, kita melupakan siapa kita sebenarnya.
Menjadi tinggi, besar, dan indah tak akan berarti ketika di terpa badai, kita hancur berantakan. Patah. Lalu membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh kembali menjadi seindah sebelumnya. Ya, layaknya cemara. Memang indah, namun mudah patah. Mengapa tak mencoba menjadi rumput. Atau sekadar melihatnya saja. Merenunginya, juga mengambil banyak hikmah darinya.
Rumput berada di bawah, jauh dari pucuk tinggi si cemara. Rumput selalu terinjak. Seakan keberadaannya antara ada dan tiada. Coba, adakah yang menyesal telah menginjak rumput..? Tidak ada saya kira. Tapi kalau mematahkan cemara tetangga, minta maafnya bukan main.
Namun saudaraku, bukankah rumput yang kita injak pagi hari, sudah berdiri tegak malam nanti..? Begitu cepat ia bangkit. Dan, bukankah ketika badai, topan, puting beliung, rerumputan hanya ikut bergoyang menimbulkan harmoni keindahan dengan sang badai..? Rusak posisi mereka, namun dengan cepat kembali seperti sedia kala.
Bukankah orang yang ikhlas selalu malu untuk di kenal..? Merendah seperti si rumput, yang enggan mempertontonkan dirinya. Dia hanya tahu, hanya yakin, biarlah Allah yang membalas segala amalan, tak perlu ada orang lain yang melihat indahnya amalan. Bukankah seorang muslim adalah seorang yang harus bisa bangkit setelah jatuhnya..? Karena mereka memiliki Allah Yang Maha Besar untuk mengatasi setiap masalah. Seperti rumput seharusnya kita, tidak menganggap masalah itu sebagai sesuatu yang menghalangi jalan. Tetapi, cobalah menari bersamanya, dan tersenyumlah, lalu bisikkan dengan mesra padanya, “masalah, aku tak peduli seberapa pun besarnya dirimu, aku hanya tahu, ada Allah bersamaku…”.
Namun ternyata, terlalu banyak orang malu jadi rumput, sehingga memaksa diri menjadi cemara yang rapuh…
Lalu… mengapa malu menjadi rumput…?
Muslim sejati harus siap menjulang tinggi dengan segala konsekwensi yang ada , juga harus siap rendah dengan segala konsekwensinya. Dan yang pasti dimanapun posisi kita, peng-optimalan kemampuan adalah sebuah keharusan.

Senin, 04 Juni 2012

J O M B L O ?

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Ehemm, sejujurnya saya bingung nih mau mulai dari mana kalo mau nulis tentang cinta. Soalnya, masalah cinta itu rumit dan ribet, nggak kalah sama permasalahan yang ada di Indonesia. #lebayy, hehe…
Kalo ngomongin remaja, nggak jauh deh dari yang namanya cinta. Mulai dari jatuh cinta, PDKT (singkatan dari PenDeKaTan), jadian, putus, jatuh cinta lagi, PDKT lagi, jadian lagi, putus lagi, dan begitu seterusnya. Ternyata bukan cuma makanan yang punya rantai, ternyata cinta juga lohh. Hehe…
Sampe akhirnya muncullah taglinenya si Pocooong (hantu bohongan yang eksis di Twitter) yang bilang kalo “Jomblo itu nasib, Single itu prinsip.” Nahh lohh?? Ko bisa si Pocoong ngomong kaya gitu?? Ohh, ternyata zaman sekarang ini, para jomblo atau remaja yang nggak pacaran itu dibilang nggak gaul dan nggak asyik. Wahh bahaya juga nihh, pantes aja si Pocooong ngotot bilang kalo dia bukan Jomblo, tapi Single. Ckckckck.
Beralih dari masalah Pocooong dan prinsipnya (baca: nasibnya), sebenarnya sejak kapan sih pacaran itu menjadi sebuah gaya hidup buat para remaja? Indonesia kan negara yang katanya punya penduduk muslim terbanyak nih, sebenarnya remaja di Indonesia itu tau nggak sih hukumnya pacaran dalam Islam? Mari kita bahas :)
Kalo ditanya sejak kapan pacaran menjadi gaya hidup, kayanya nggak ada yang tahu pasti kapan terjadinya. Tapi nggak bisa dipungkiri juga, fenomena ini bener-bener terjadi sekarang. Kenapa sih sampe bisa dibilang kalo pacaran cuma gaya hidup? Berdasarkan pengalaman penulis nihh, jawaban beberapa remaja ketika ditanya “ehh, kenapa sih lo pacaran?” jawabannya pasti nggak jauh dari:
Kalo nggak punya pacar, malu sama temen men.” (Giliran nggak pake jilbab aja nggak malu. Ckckck)
Lumayan bisa dianter jemput sama pacar, kan ngirit ongkos. hehe” (Pacaran aja sama tukang ojek mbak. :p)
Ada yang bayarin makan sama nonton” (Jawaban para manusia yang males nabung nih. Ckckck)
Ada tempat curhat” (Buku diary banyak di toko mbak)
Ada yang cemburuin kalo deket sama orang lain” (Ckckck, Allah itu lebih pencemburu lohh mbak)
Biar bisa lebih kenal si calon” (Sekalian aja kalo menjelang Pemilu, para calon dipacarin juga mbak, biar lebih kenal)
Dan masih banyak alasan lainnya, yang kalo dipikir-pikir alasannya Gaje banget (bahasa anak gaul yang artinya nggak jelas). Ohh iya, maaf kalo jawabannya diwakilkan jawaban para perempuan. Soalnya, penulis wawancaranya perempuan sih. Tapi berani jamin, jawaban para laki-laki juga nggak bakal jauh dari itu (hayoo, ngaku). Dari jawaban di atas, bisa dilihat kan kalo alasan-alasan remaja pacaran itu yahh emang sekadar cuma buat senang-senang dan gaya hidup.
Lanjut ke pertanyaan kedua, seperti kita tahu, Indonesia itu negara dengan penduduk muslim terbanyak. Walaupun Indonesia bukan negara Islam, tapi pasti pada tahu donk hukum-hukum di Islam? Termasuk hukum pacaran ini. Di dalam Islam, nggak ada tuh istilahnya pacaran. Pacaran itu adalah budaya barat yang diadopsi sama para remaja tanpa tahu ilmu dan asal-usulnya.
Jadi pacaran dalam Islam DILARANG donk? Yahh bisa dibilang begitu deh. Terus para remaja pada tau nggak tuh hukumnya?
Lagi-lagi berdasarkan pengalaman penulis, sebagian remaja itu ternyata pada nggak tahu hukum pacaran dalam Islam. Yang lebih parah, ada yang nggak mau tahu hukumnya. Mereka sengaja nggak mau cari tahu karena takut nanti nggak berani pacaran (aneh yahh?? ckckck). Dan ternyata ada lagi yang paling-paling parah, udah tahu hukumnya, tapi masih aja pacaran. Dengan alasan, kan pacarannya nggak melewati batas dan masih mengikuti rambu-rambu agama. Ckckckck
Sayang sekali, saya merasa belom pantes buat ngomongin orang yang udah tahu tapi masih aja pacaran. Lebih lanjutnya tentang hukum pacaran buat mas/mbak yang belom tahu hukum pacaran dalam Islam, mas/mbak yang nggak mau tahu hukum pacaran dalam Islam, dan mas/mbak yang udah tahu tapi masih pacaran, silakan baca bukunya Salim A. Fillah yang judulnya “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan”, buku ini recommended banget deh buat kalian-kalian :)
Nahh, terus gimana nasib buat para jomblo, uupps single maksudnya??
Wahh, mereka tentu aja beruntung, karena insya Allah cinta mereka terjaga cuma untuk Dia. Selain itu para single juga patut berbahagia karena waktunya 24 jam menjadi milik mereka secara merdeka, tanpa ada pacar yang nuntut ini itu. Keren nggak tuh?
Kalo biasanya para dater (istilah yang mulai saya pakai buat mempresentasikan orang yang pacaran) menghabiskan waktu mereka buat sms-an dan telpon-telponan sama pacar, para single bisa menghabiskan waktunya buat baca buku, ngaji atau diskusi masalah-masalah agama dan Indonesia. Kalo biasanya para dater uangnya abis buat nonton dan jajan bareng pacar, para single bisa nabung uangnya buat masa depan (asseeekk). Kalo biasanya para dater pulsanya abis karena sms-an sama pacar, para single bisa pake pulsa buat menyebarkan sms-sms tausiyah. Kalo biasanya para dater malem mingguannya pacaran, para single bisa malem mingguan bareng keluarga biar bisa lebih mengakrabkan diri. Itu sebagian kecil manfaat dan kelebihan para single. Eeiitts, jangan puas dulu, masih ada lagi niih.
Ini beberapa bukti kalo single itu lebih keren daripada dater. Kalo biasanya para dater galau karena nggak di-sms dan ditelpon pacar, para single pasti lagi galau sama masalah-masalah politik dunia dan tugas-tugas kampus. Kalo biasanya para dater bingung ngatur waktu buat ketemuan sama pacar, pasti para dater pasti lagi bingung ngatur waktu antara ibadah dan tugas-tugas. Kalo para dater biasanya bokek karena abis jalan-jalan sama pacar, para single pasti bokek karena uang jajannya abis disedekahin ke orang-orang kurang mampu. Kalo biasanya para dater nangis karena berantem sama pacar, para single pasti nangis karena inget dosa-dosa semasa hidup. Kalo para dater menghabiskan waktu buat pacaran, pasti para dater menghabiskan waktu buat baca buku dan ngaji. Tuhh kan, kurang keren apalagi coba para single?
So, teman-teman yang baik, kalo belum siap menerima konsekuensi di atas, serta belum siap buat menerima siksaan dari Allah (ihh serem), mendingan jatuhin aja pilihan kamu buat jadi single.
Karena rugi deh kalo waktu, harta dan jiwa kalian cuma buat si pacar. Mendingan juga buat Allah, yang udah jelas-jelas cinta sama kita dan nggak marah atau putusin kita kalo kita nggak traktir makan. Hehehe…
Oke deh, sekian dulu yahh tulisan ini, dan semoga bermanfaat ^^
Allahualam bisshawab.